“Blook” = Buku Era 2.0

Anda tahu apa itu “Blook” (baca: bluk)? Istilah ini menurut Wikipedia, ialah objek yang dibuat guna meniru buku, diterbitkan secara online melalui blog, atau buku cetak yang didasarkan pada konten blog. Istilah “blook” digunakan sejak tahun 1990-an, oleh pustakawan, Mindell Dubansky. “Blook” ialah nama lain dari look like a book (tampak seperti buku). “Blook” juga berasal dari penggabungan “blog” dan “book” sehingga menjadi “Blook”. Tepatnya 2002, Tony Pierce mengompilasi postingan di blog dan mengoleksinya jadi buku yang diberi judul “Blook”. Judul ini diberikan pembacanya, Jeff Jarvis dari BuzzMachine, dalam sebuah ajang bertajuk Pierce Award.

Era 2.0 sekali lagi ialah ruang “kekitaan” bukan “keakuan”. Postingan di web komunitas atau weblog mengindikasikan terselenggaranya ruang “kekitaan” tersebut. Sebab, konten situs ditentukan sang pengguna (user generated).  Setiap orang wajib berbagi informasi, ide, gagasan, dan kritik yang diposting melalui tulisan, video, audio, maupun photo. Nah, kalau tradisi 2.0 – berbagi bersama – digunakan setiap penerbit buku, akan banyak melahirkan buku yang disusun bersama pembaca.
Pelibatan konsumen

Kadang, saya berpikir sejenak tentang penerbitan buku di masa mendatang. Di era 2.0 seharusnya sebuah buku disusun bersama-sama; antara penulis dan pembaca. Menerbitkan tulisan berkala di blog menjadi buku (Blook), tentunya harus dikemas interaktif. Sebab, filosofi era 2.0 terletak pada interaktivitas. Pada bagian lay out isi, setelah tulisan berkala itu selesai akan terasa hebat dan menjanjikan apabila disertakan kolom komentar laiknya web 2.0. Sehingga pembaca akan mendapatkan ruang privat untuk memberi kritik, saran, dan apresiasi terhadap kompilasi tulisan tersebut.

Sang pembaca, sebagai ukuran naskah dikategorikan marketable, tentunya di era 2.0 mesti dilibatkan. Partisipasi mereka ikhwal kemasan, tata letak, dan editing isi harus ditampung penerbit yang hendak menyambut banjir e-book reader di negeri kita. Akan tetapi, saya pikir tak akan ada penerbit mainstream yang melakukannya. Ketika Tim O’Relly menggagas web 2.0 – dalam konteks penerbitan – ialah cermin sebuah buku yang melibatkan penerbit, penulis dan pembaca. Inilah yang disebut dengan ruang “kekitaan”.

Bayangkan, apabila itu dilakukan. Kita tidak memaksakan nilai-nilai subjektif kepada pembaca. Sebab, pembaca ketika selesai membaca bagian dari tulisan tersebut, mereka akan dengan senang hati menuliskan komentarnya di kolom yang disediakan pada kemasan isi buku tersebut. Itulah sekiranya yang menjadikan “blook” saya istilahkan dengan “buku era 2.0”. Karena buku cetak menjadi tempat terjadinya interaksi penulis dan pembaca. Pada akhirnya, pembaca ditempatkan sebagai fartner. Bukan “orang bodoh” yang dijadikan objek ceramah-tulisan.

Di negeri ini, hanya beberapa “blook” yang dicetak dengan menyertakan komentar pembaca terhadap tulisan di blog. Padahal, selain itu juga, kalau dikemas dengan menyertakan kolom komentar dalam tata letak dapat terjadi interaksi penulis-pembaca. Bukankah pada rilis 2010, Adobe Indesign CS5 sudah mengarah pada pengemasan buku interaktif dan touch eye berbasis digital? Entah berapa lama lagi revolusi buku terjadi, di mana layanan blog atau media sosial menyediakan aplikasi yang dapat dimanfaatkan perusahaan kartu seluler dan perangkat ebook reader untuk menjualnya dengan sistem registrasi. Kita tunggu saja bergulirnya era ini!

Bluk Indonesia

Di Indonesia, “Blook” mulai dikenal lewat karya Raditya Dika. Pemuda kelahiran 28 Desember 1984 ini ialah seorang penulis, komedian, penulis skrip komik/film, dan penggiat perbukuan. Lewat karya pertamanya, Kambingjantan (Gagasmedia, 2005), ia menjadi populer. Buku Kambingjantan ialah adaptasi dari blognya yang beralamat di www.kambingjantan.com. Dengan gaya menulis komedi yang lepas pakem dan apa adanya, Kambingjantan sukses menjadi National Bestseller. Setelah itu menyusul buku Cinta Brontosaurus (Gagasmedia, 2006), Radikus Makankakus (Gagasmedia, 2007), Babi Ngesot (Bukune, 2008), dan buku lainnya. Kini semua projek “blook” Raditya Dika dapat diakses di laman http://radityadika.com.

Satu lagi penulis “Blook” yang terbilang sukses di pasaran. Karya Trinity, yang mengulas perjalanan ke belahan Negara luar Indonesia, dengan kemasan bahasa yang lepas pakem, Bentang Pustaka menerbitkan buku The Naked Traveler. Kabarnya, “blook” ini hingga sekarang telah dicetak ulang sampai belasan kali. Kemudian, pada 2010 terbit kembali “blook” The Naked Traveler 2 dengan isi yang diambil dari postingannya di blog. Karya-karya Trinity, dapat Anda kunjungi di laman http://naked-traveler.com.

Bahkan, beberapa penulis di sebuah komunitas blogger menerbitkan “blook” dari konten blog. Chappy Hakim, sesama kontributor di www.kompasiana.com, misalnya, menerbitkan “blook” berjudul “Cat Rambut Orang Yahudi” (Gramedia, 2009). Kemudian, Prayitno Ramelan, menerbitkan “Intelejen Berthawaf” (Grasindo, 2009). Kedua buku tadi diterbitkan atas kerjasama Kompasiana dengan penerbit di Jakarta. Selain “blook” yang diterbitkan penerbit mainstream, kita juga dapat menemukan “blook” yang diterbitkan penerbit indie.

Berkaca dari kesuksesan “blook” atau buku era 2.0 di Indonesia, tak ada salahnya kalau kita semua berharap industri perbukuan di negeri ini bangkit. Kesuksesan penerbitan konten blog menjadi buku cetak tentu akan memacu blogger atau penulis (author) untuk memposting tulisan berkualitas dan mencerahkan. Wabilkhusus, tertantang untuk berbagi ide orisinal dengan para pembacanya ikhwal segala hal yang kadang dibungkus dengan gaya khas.

Selamat datang “blook”!

(SUKRON ABDILAH, Admin Komunitas Jejaringku.Com)

11:22 am | Posted in , | Read More »

Warga Muhammadiyah Harus Akrabi Internet

BANDUNG, Perkembangan zaman terus bergerak tanpa kendali. Di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi ditandai dengan tren kebudayaan digital di kalangan warga kota. Setiap individu banyak yang mencari informasi melalui internet. Oleh karena itu, menghadirkan informasi yang bermanfaat dan positif merupakan keniscayaan setiap gerakan dakwah dari ormas Islam. Sebagai gerakan dakwah modern, maka sejatinya Muhammadiyah akrab dengan internet. Sebab, selain efek negatif; internet juga dapat memberikan efek poistif.
 
Menurut Dr Karman, M.Ag, “warga Muhammadiyah harus menjadi pionir pemanfaatan internet untuk kepentingan tersebarnya nilai-nilai Islam di tengah masyarakat. Dalam bahasa lain, warga Muhammadiyah harus akrab dengan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi.”
 
Dia juga mengatakan, “Selama digunakan untuk hal-hal positif, maka internet akan bermanfaat untuk kemajuan Muhammadiyah. Oleh karena itu, dari kalangan muda diharapkan ada yang berani menggagas media untuk dijadikan wahana mencari informasi positif itu. Misalnya saja, setiap PCM di daerah membangun situs, blog, dan media online sehingga ketika ada orang yang mencari informasi keislaman akan dibawa menuju laman yang dikelola PCM.”
 
Di Muhammadiyah sebetulnya sudah ada Lembaga Pustaka dan Informasi di setiap Pimpinan di Jawa Barat. Kalau saja dioptimalkan tentunya akan menghasilkan gerakan digital yang dahsyat. Semoga saja Muhammadiyah ke depan dapat mengarahkan setiap wilayah untuk menggarap warga digital, yang dalam kesehariannya mengakrabi internet. (REP: Sukron Abdilah/KM)

11:17 am | Posted in , | Read More »

Gali Potensi Kader Lewat DAD

BANDUNG, Pada pengkaderan tingkat Komisariat potensi kader sejatinya terus digali guna melahirkan manusia-manusia unggul. Hal itu terungkap dalam acara Darul Arqam Dasar (DAD) gabungan, yang diselenggarakan Korkom UIN SGD Bandung. Acara yang berlangsung Kamis-Minggu (12-14/11), itu berlangsung dengan baik.
 
Sejumlah pemateri, baik yang berasal dari alumni IMM maupun yang aktif di Muhammadiyah hadir membagikan ilmunya kepada peserta. Para peserta gabungan yang berasal dari UIN, STEIM, STAIM, dan STKIP Siliwangi menyimak secara seksama.
 
“Alhamdulillah pengkaderan kali ini berjalan sukses. Seluruh materi yang dirancang tersampaikan sesuai target. Pada pengkaderan kali ini, saya berharap setiap kader dapat menemukan potensi yang dimiliki”. Kata Rovi’I, ketua Korkom UIN SGD Bandung menjelaskan.
 
Format Gerakan
 
Ke depan diharapkan ada semacam format pengkaderan yang hirarkis. Artinya mengacu pada Sistem Pengkaderan Ikatan (SPI) yang dikeluarkan DPP IMM, sehingga lebih bermuatan ideologi gerakan yang khas. Pada kesempatan itu, Syafaat R Selamet, S.Hum mengatakan, “gerakan IMM harus menjadi cikal bakal gerakan Muhammadiyah di masa mendatang. Oleh karena itu, pengkaderan di tubuh IMM sejatinya digarap secara sistematis dan terarah”.
 
Salah satunya ialah dengan mengetahui potensi diri, kader Muhammadiyah dapat berkontribusi sesuai keahlian yang dimiliki untuk kemajuan Muhammadiyah. “Kan, KH Ahmad Dahlan pernah berwasiat silakan jadi insyinyur, dokter, mister; tetapi kembalilah kepada Muhammadiyah. Ini berarti setiap kader diwajibkan menggali potensi dirinya sehingga di masa mendatang dapat berperan dalam memajukan Muhammadiyah.” Ujar Amin R Iskandar. (REP: Sukron Abdilah/KM)***

11:08 am | Posted in , | Read More »

IMM UIN Adakan MASTA dan DAD Se-kota Bandung

BANDUNG BARAT, Bertempat di panti Al-Kautsar, Lembang, KBB, IMM korkom UIN mengadakan kegiatan MASTA dan DAD anggota baru angkatan 2010, Kamis (12-14/10). Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan IMM se-kota Bandung dari berbagai PTM. Diantaranya peserta dari STAIM, STIEM, UIN, Akper Aisyiah, dan UPI. Acara yang bertema Mengoptimalkan Trifungsi Ikatan Guna Membentuk Kader IMM yang Kompetitif, Kreatif, dan Proaktif  ini dibuka oleh pimpinan yayasan alkautsar sekaligus guru besar UPI Prof. Dr. Makhmud Syafei, MA. Mpd.I.

Dalam sambutanya, beliau berpesan agar IMM ke depan bisa lebih optimal lagi dalam memberikan kontribusinya pada semua level. Karena IMM sekarang sudah jadi ortom Muhammadiyah yang berada di level yang sangat strategis dalam hal itu.Sehingga pergerakan atau arah perjalananya bisa terfokus dengan baik.

Kegiatan ini juga menghadirkan pembicara-pembicara handal. Dosen, penulis, aktivis, dan pengurus PDM kota Bandung. Diantaranya  Drs. Karman, M.Ag, dosen Fakultas Adab UIN SGD Bandung. Penulis best seller Dahsyatnya Sholat Duha, Sabiel El-ma’rufi yang membawakan bahasan Tauhid sebagai pandangan hidup. Ada juga penulis yang lain, yaitu Roni Tabroni, S.Sos. Hadir juga alumni senior angkatan 1998-2001 yang mengisi acara.

Peserta DAD terlihat antusias karena selain dikasih materi, juga diadakan outbond dan diskusi keagamaan dan isu hangat. “ Saya merasa senang mengikuti acara ini karena bisa menambah wawasan keorganisasian serta bisa lebih mengenal lagi muhammadiyah dan isu kontemporer”, ucap Dede Waningsih, salah seorang peserta DAD dari STIEM saat ditemui reporter JEJARINGKU seusai outbond. (Feri Anugrah)

12:46 am | Posted in , | Read More »

Perbedaan Jangan Diperdebatkan

JAKARTA, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama meminta agar perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha pada tahun ini tidak diperdebatkan. "Jangan diperdebatkan.  NU berpedoman hadist. Dalam hadist itu sudah jelas disampaikan, bahwa rukyah dasar untuk menentukan awal bulan Hijriah. Jika ada perbedaan, mari kita hormati perbedaan itu,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/11).

Hal yang sama juga dikatakan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin secara terpisah. Dia pun mengajak masyarakat untuk tidak meributkan perbedaan penetapan hari Raya Idul Adha antara Muhammadiyah dan pemerintah serta NU.

"Janganlah dipersoalkan dan dibesar-besarkan karena ini berdasarkan keyakinan keagamaan, karena pendekatan yang memang belum bisa disatukan. Muhammadiyah sendiri meyakini bahwa sesuai perintah Rasul agar kita berpuasa sunnah Arafah pada 9 Dzulhijah, dan kemarin sudah 9 Dzulhijah karena saudara-saudara kita yang menunaikan ibadah haji sudah menjalankan wukuf di Arafah. Maka pada hari ini kami yakini sebagai Idul Adha,” kata Din.

Seperti diketahui, hari ini, warga Muhammadiyah menjalankan shalat Idul Adha. Sementara NU begitu pun pemerintah baru akan merayakan besok (Rabu, 16/11). [wid]

12:43 am | Posted in , | Read More »

Muhammadiyah Sumbang Seribu Hewan untuk Korban Bencana Alam

SURABAYA, Muhammadiyah menyumbang 1000 hewan kurban untuk korban bencana di Wasior, Papua Barat, dan Mentawai, Sumatera Barat, serta Merapi Yogyakarta. "Dari 1.000 hewan kurban, 200 di antaranya adalah sapi, dan sisanya kambing. Kemudian kami juga menyumbang sapi perah untuk keperluan diambil susunya, dan sapi ternak untuk korban bencana," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin ketika ditemui usai Sholat Idul Adha di Jalan Pahlawan, Surabaya, Selasa (16/11).

Din menjelaskan Muhammadiyah sudah mengeluarkan fatwa agar seluruh hewan kurban disalurkan kepada para korban di daerah bencana. Pihaknya, mengumpulkan sumbangan melalui Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (LAZIS) Muhammadiyah, dan sudah dikoordinasikan dengan pimpinan daerah Muhammadiyah di kota-kabupaten yang tertimpa musibah.

Bahkan, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut, Selasa sore akan berangkat menuju kawasan pengungsian di Yogyakarta untuk secara simbolis menyerahkan dan menyembelih hewan kurban untuk para korban bencana.

"Sudah beberapa kali saya dan Muhammadiyah berkunjung ke pengungsian di Yogyakarta. Sore ini kami juga kembali kesana dan Secara simbolis saya yang akan memberikan, kemudian nanti akan diikuti semua di wilayah masing-masing. Sudah kewajiban kita untuk membantu para korban. Melalui momen Idul Adha inilah kita bisa membantunya," tukas pria bernama lengkap Sirajuddin Syamsuddin tersebut.

Dikatakannya, perayaan Idul Adha di Indonesia kali ini diperingati dalam suasana berduka. Bencana seperti banjir bandang di Wasior, tsunami di Kepulauan Mentawai, dan gunung meletus di Yogyakarta, membuat banyak warga yang tidak bisa merayakan Idul Adha seperti tahun - tahun sebelumnya.

"Padahal belum luntur dalam ingatan kita, ratusan ribu nyawa melayang dalam bencana tsunami di Aceh , gempa bumi di Yogyakarta dan Sumatera Barat. Namun, kali ini kita diperingatkan kembali untuk selalu mengingat kepada Allah," papar Din.

Karena itulah, lulusan University of California at Los Angeles (UCLA) Amerika Serikat tersebut mengajak masyarakat merenungi ujian yang diberikan Allah SWT untuk Bangsa Indonesia.

Selain itu, pria kelahiran Sumbawa Besar tersebut mengimbau pemangku jabatan dan amanat di negeri ini, mulai dari yang tertinggi sampai kepala desa, agar lebih taat dan mematuhi aturan yang ditetapkan agama.

Kemudian, bersama-sama mawas diri dan melakukan evaluasi diri karena mungkin selama ini masih bersikap tidak sesuai anjuran agama. (Ant/OL-9)

12:38 am | Posted in , | Read More »

Din Syamsuddin Bersama Artis Hibur Pengungsi Merapi

MAGELANG,  Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin bersama sejumlah artis ibu kota, menghibur para pengungsi korban bencana letusan Gunung Merapi. Acara itu dilakukan di tempat pengungsian Gedung Darul Arqam Muhammadiyah Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (17/11).

Sejumlah artis tersebut diantaranya, Cici Tegal, Ramzi, Kristina, Eksanti, dan Yolanda Yusuf. Mereka pun sempat meladeni permintaan foto dan tanda tangan dari para pengungsi.

Din Syamuddin dalam tausyiahnya mengatakan, bencana ini merupakan cobaan dari Allah. Namun jangan sekali-sekali beranggapan Allah membenci kalian. Dengan bencana ini Allah menunjukan rasa sayangnya kepada kita.

"Siapa yang tertimpa musibah haruslah bersabar. Katakanlah "innalillahi wa innailaihi rojiun". Kita berasal dari Allah dan akan kembali kehadiratnya," ungkap Din.

Pada kesempatan tersebut, para artis juga menyumbangkan bantuan secara langsung. Di antaranya berupa sembako dan pakaian layak. Din Syamsuddin ternyata tidak hanya membawa serta artis ibu kota. Dia turut menyerahkan bantuan seekor sapi kurban untuk para pengungsi. (Ant/**)

12:29 am | Posted in , | Read More »

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added